Dangdut

Pedangdut Reza Zakarya Pernah Jadi TKI di Riyadh dan Disekap, Keluarga Bayar Tebusan Rp21 Juta

Pedangdut Reza Zakarya tak habis pikir bisa kuat saat kembali ke kota di mana dirinya pernah mengalami kejadian kurang mengenakkan. Beberapa waktu lalu, Reza Zakarya manggung di Riyadh, Arab Saudi.

Dulu datang ke Riyadh untuk jadi TKI, 14 November lalu, Reza Zakarya kembali dengan status sebagai artis dan tamu undangan. Reza Zakarya menyebut dirinya dulu menjadi korban human trafficking.

Reza Zakarya [Instagram Reza Zakarya]

“Baru kemarin Eza balik lagi ke sana, show di sana. Balik ke Riyadh dalam perasaan takut dan melawan trauma,” kata Reza Zakarya di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Reza Zakarya dulu dikirim bekerja di salah satu desa yang jauhnya sekitar 1.000 kilometer dari pusat Riyadh. Paspor ditahan dan data Reza Zakarya seolah dihilangkan.

“Jadi disekap, niat kerja ke sana, tapi disekap. Reza di sana dijadikan bisa dibilang human trafficking. Itu seperti ada pekerja paspor dan data Eza dihilangkan, jadi Eza nggak akan bisa balik ke Indonesia,” ungkapnya.

Kenyataan itu tak sebanding dengan janji yang dikatakan kepada Reza Zakarya sebelum berangkat. Sebagao lulusan D3 Bisnis, Reza Zakarya dijanjikan akan mendapat kerja kantoran.


“Posisi kerja yang dijanjikan kantoran, front office. Eza D3 jurusan bisnis, dijanjikan untuk sebuah perusahaan,” ceritanya.

“(Nyatanya) jobdesk di laundry kecil. Mereka di sana kan bajunya putih-putih itu, mereka harus menjaga kualitas warna putih itu dengan pakai carian. Kalau dicelupin tangan Eza sampai rusak,” kata Reza.

Pekerjaan yang didapatnya juga tak sesuai ekspektasi. Baru 10 hari kerja, pedangdut jebolan ajang pencarian bakat itu langsung menghubungi keluarga dan memberitahukan kondisinya di sana.

“(Bisa pulang) Ditebus. Eza sudah bilang ke Mama, kalau memang Eza nggak bisa pulang doain Eza. Eza milih mati di sini. Eza pernah kabur, sudah sampai mau nabrakin diri ke mobil,” tuturnya.

Kalau Mama nggak bilang, ‘Sabar ya Nak Mama akan berusaha’. Ditebus Rp 21 juta saat itu untuk keluarga dan saya uang segitu sangat besar, pada 2012,” ungkapnya saat itu sedang putus asa.

Jangankan hidup nyaman, makan saja Reza sulit mendapatkannya. Reza sampai mengemis ke tempat makan untuk mendapatkan nasi.

“Dulu aku tinggal bareng tikus, Eza nggak makan, nggak nyentuh nasi. Saat itu hanya punya 49 rial, saya bilang mau beli nasi orangnya lihat saya. (Penjual nasi bilang) It’s okay kamu ambil uang kamu, setiap jam 7 malam kamu datang ke sini akan saya kasih nasi. Setiap malam Eza datang untuk dapat nasi. Eza bagi dua nasi itu untuk malam dan siang. Kalau bau Eza nangis nggak makan.”

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top
Exit mobile version