Mantan Admin Fuji Diduga Gelapkan Uang Klien dengan Skema ‘Gali Lobang Tutup Lobang'
Selebgram Fujianti Utami, atau yang akrab disapa Fuji, kembali menghadapi masalah serius terkait finansial pribadinya. Fuji melaporkan mantan karyawannya ke Polres Metro Jakarta Selatan atas dugaan penggelapan dana yang telah berlangsung selama kurang lebih dua tahun.
Kasus ini terungkap setelah Fuji mencurigai ketidaksesuaian pembayaran dari sejumlah klien dan melakukan penelusuran bersama timnya.
Dalam keterangannya kepada polisi pada Jumat, 31 Oktober 2025, Fuji menjelaskan modus operandi penggelapan dana yang dilakukan mantan adminnya.
Baca Juga: Fuji Masuk Nominasi 100 Wanita Tercantik 2025 Versi TC Candler
Pelaku menggunakan skema yang disebut “gali lobang tutup lobang”, yaitu memanipulasi bukti transfer antar klien untuk menutupi jejaknya.
“Jadi kayak gali lobang tutup lobang gitu lho. Untuk brand A, nanti dia kasih bukti transferan yang brand Z. Nanti yang brand A diambil gitu,” ujar Fuji.
Fujianti Utami Putri Instagram
Baca Juga: Ashanty Dituding Terlibat Kasus Pencucian Uang, Momen di Kejaksaan Tahun 2024 Disorot
Dengan cara ini, pelaku seolah-olah menunjukkan bahwa pembayaran telah diterima, padahal uang dari klien sudah digelapkan. Selain itu, jumlah yang dikirimkan pun tidak sesuai dengan rate card Fuji, yang akhirnya menimbulkan kecurigaan.
“Awalnya sedikit, sedikit makin tamak dan serakah. Aku tanya, dan dia ngaku,” tambah Fuji.
Kuasa hukum Fuji, Sandy Arifin, mengungkapkan bahwa pelaku tidak bekerja sendirian. Dugaan keterlibatan pihak lain kini tengah didalami oleh penyidik, dengan tujuan membongkar seluruh jaringan penggelapan dana yang terjadi.
“Maksudnya kalau dari keterangan yang tadi kan menyampaikan bahwa dia tuh tidak sendiri. Lebih dari satu orang. Itu yang lagi didalami sama penyidik. Makanya tadi ada keterangan tambahan yang harus Fuji sampaikan,” jelas Sandy Arifin.
Foto Fuji New
Kasus ini pun menjadi sorotan publik, mengingat Fuji sebelumnya juga beberapa kali mengalami kerugian akibat ulah pihak internal yang tidak bertanggung jawab.
Publik kini menunggu perkembangan penyidikan lebih lanjut, termasuk apakah akan ada pihak lain yang ikut diproses secara hukum.