Makna Topeng Balaclava yang Dipakai Band Sukatani, Simbol Kerja Keras Buruh Thailand
Music

Sukatani adalah duo band punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, yang dibentuk pada Oktober 2022. Band ini terdiri dari Muhammad Syifa Al Lutfi, dikenal sebagai Alectroguy, yang berperan sebagai gitaris dan produser, serta Novi Citra Indriyati, atau Twister Angel, sebagai vokalis.
Nama "Sukatani" dipilih sebagai representasi desa yang asri dan makmur, mencerminkan akar budaya mereka.
Musik Sukatani menggabungkan genre post-punk dengan sentuhan new wave, terinspirasi dari anarcho-punk era 80-an dan proto-punk. Lirik-lirik mereka sering mengangkat isu sosial dan kritik terhadap ketidakadilan di masyarakat.
Baca Juga: Pernah Ditabrak Pemabuk, El Rumi Ingat Posisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty
Pada Juli 2023, mereka merilis album debut berjudul "Gelap Gempita" yang berisi delapan lagu, termasuk "Bayar Bayar Bayar".
Band punk Sukatani asal Purbalingga.
Penampilan panggung Sukatani dikenal unik dan energik. Mereka kerap mengenakan topeng balaclava dan membagikan hasil bumi seperti sayuran kepada penonton sebagai bentuk dukungan terhadap petani.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Sarapan di Jakarta Pusat yang Legendaris, Cocok Buat yang Mengurangi Nasi
Topeng yang mereka kenakan sebenarnya merupakan masker kerja yang umum digunakan oleh pekerja bangunan di timur laut Thailand, yang kemudian menjadi identitas visual mereka.
Popularitas Sukatani meningkat setelah tampil di berbagai festival musik besar seperti Synchronize Fest 2024, Pestapora 2024, Bukan Main, dan Cherry Pop 2024. Mereka juga mendapat perhatian dari sejumlah tokoh publik, seperti Vincent Rompies yang pernah mengenakan merchandise Sukatani di depan umum.
Namun, pada Februari 2025, lagu "Bayar Bayar Bayar" menjadi kontroversi karena liriknya yang dianggap menyinggung institusi kepolisian. Menanggapi hal tersebut, Sukatani menyampaikan permintaan maaf kepada Kapolri dan institusi Polri, serta menarik lagu tersebut dari semua platform resmi mereka.
Lihat postingan ini di Instagram
Mereka menegaskan bahwa lagu tersebut ditujukan untuk mengkritik oknum yang menyalahgunakan wewenang, bukan institusi secara keseluruhan.
Meskipun menghadapi kontroversi, Sukatani tetap berkomitmen untuk berkarya dan menyuarakan isu-isu sosial melalui musik mereka.
Dengan gaya musik yang khas dan penampilan panggung yang menarik, mereka terus memperkuat posisinya dalam skena musik independen Indonesia.