Me and Moms

Kata Psikolog Soal Aksi Tamara Tyasmara yang Gigit dan Cubit Tubuh Mendiang Dante

Tamara Tyasmara Instagram

Dante, anak dari pernikahan DJ Angger Dimas dengan aktris Tamara Tyasmara, dinyatakan meninggal dunia akibat tenggelam saat berenang.

Bocah bernama lengkap Raden Andante Khalif Pramudityo diketahui berenang tanpa pengawasan ibu dan bapaknya yang kini sudah bercerai.


Satu tahu Dante tak sadarkan diri, Tamara Tyasmara rupanya sempat berupaya membangunkan jenazah Dante, dengan menggigit, mencubit, dan memukul tubuh anaknya.

Tindakan itu sampai membuat beberapa bagian tubuh jenazah Dante muncul lebam dan bekas gigitan.

Tak hanya itu, gara-gara tindakannya tersebut, banyak warganet yang berpikiran negatif terhadap perempuan 29 tahun yang tengah berduka itu.

“Aku gigitin semuanya. Waktu Dante udah di IGD aku gigitin semua. Sebadan aku cubitin biar ada respons, itu niat aku,” kata Tamara Tyasmara kepada wartawan.

Tindakan Tamara Tyasmara rupanya mendapat banyak tanggapan, termasuk seorang psikolog Nurchayati.

Kepada program HotShot, Nurchayati mengaku memaklumi reaksi mantan istri Angger Dimas tersebut.

Menurutnya, tindakan itu bisa jadi merupakan respons manusiawi dari seorang ibu saat mengetahui anaknya tak sadar kembali.

“Pasti yang muncul pertama kali adalah rasa shock. Nah, ekspresi shock ini biasanya memang macam-macam,” kata Nurchayati, mengutip dari tayangan HotShot.

Namun juga menurut Nurchayati juga, ekspresi panik dari Tamara Tyasmara termasuk anarkis dan tindakan itu justru patut dipertanyakan.

Tamara Tyasmara dan mendiang Dante (Instagram)

“Bisa jadi kalau memang ada tindakan anarkis, bisa menjadi pertanyaan apakah tindakan-tindakan ini memang sebelumnya juga dilakukan oleh orang tersebut,” imbuhnya.

Tetapi, bisa juga hal itu disebabkan oleh emosi Tamara Tyasmara yang kurang baik atau belum dapat menerima kematian putra satu-satunya itu.

“Semakin baik pengetahuannya wawasannya atau kondisi emosinya lah, gitu ya, semakin baik maka semakin dia mudah menerima,” ucapnya.

“Ada dorongan dalam diri untuk tidak ingin menyakiti orang yang kita sayang. Apalagi kalau orang yang kita sayang tersebut meninggal,” katanya menambahkan.

Biasanya, orang tersebut akan berupaya menghidupkan kesayangannya tanpa harus menyakiti.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top
Exit mobile version