Vibes

Jelang HUT RI Ke-79, Yuk Cobain 5 Restoran yang Pakai Bangunan Bersejarah di Jakarta

Menjelang Hari Ulang Tahun Republik Indonesia atau HUT RI ke-79, berwisata kuliner napak tilas sejarah menjadi kegiatan seru untuk dilakukan.

Selain menikmati makanan enak, menelusuri sisa perjuangan dan kolonialisme bisa dilakukan jika mengunjungi tempat-tempat di bawah ini.

Berikut 5 rekomendasi restoran yang pakai bangunan bersejarah di Jakarta dan bisa didatangi dalam rangka merayakan HUT RI ke-79.

1. Plataran Menteng

Menempati bangunan bekas asrama para mahasiswa Universitas Indonesia, Plataran Menteng berubah wajah di tahun 2017.

Tanpa mengubah bangunan asli termasuk tidak menebang pohon mangga 83 tahun, restoran ini tampil dengan interior klasik. Bangunan ini semula milik UI kemudian dibeli Dokter Lukito Husodo sebelum akhirnya terjual ke pihak lain hingga menjadi restoran seperti ini.

Plataran Menteng sendiri mengusung konsep fine dining dengan menu khas Nusantara dari berbagai daerah.

2. Bakoel Koffie


Berlokasi di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Bakoel Koffie menggunakan bangunan era kolonial Belanda sejak 150 tahun berdiri. Dulunya, kedai ini dinamai Tek Sun Ho yang sudah beroperasi sejak tahun 1878.

Bukan hanya gedungnya, Bakoel Koffie juga punya menu yang sudah bertahan sejak 1969 yaitu Kopi Kampong. Sambil menikmati sajian kopi dan jajan pasar, pengunjung bisa menikmati suasana klasik interior rancangan arsitek Andra Matin.

Kopi, makanan ringan, hingga makanan berat bisa dinikmati dengan kisaran harga Rp60 ribu per menunya.

3. Bunga Rampai

Salah satu restoran elit, Bunga Rampai yang terletak di Menteng berdiri di bangunan kolonial yang berdiri sejak awal 1900-an. Dahulu, gedung tersebut digunakan untuk pertemuan para pejabat negara.

Pada 2007, bangunan itu direnovasi menjadi restoran Bunga Ramai di tangan Agam Riadi. Tanpa mengubah keasliannya, gedung ini menggunakan interior kolonial yang dipadukan dengan sentuhan budaya Tiongkok Peranaan.

Meskipun menu Bunga Rampai harganya tidak murah dan di kisarap Rp200 ribuan, porsi makanan di restoran ini bisa disantap 3-4 orang. Adapun menu andalannya antara lain tumis pare telor asin, sayur lodeh gedongan, ayam tangkap khas Aceh, udang kenari, hingga Sate Maranggi.

4. Cafe Batavia


Berhadapan persis dengan Museum Fatahilah, Cafe Batavia menempati gedung tua peninggalan Belanda yang sudah berdiri sejak 1805. Sedangkan untuk kafe ini sendiri sudah dibuka sejak 1993 silam.

Gedung yang digunakan Cafe Batavia ternyata juga mempunyai sejarah panjang. Setelah dibiarkan mangkrak selama pulihan tahun, akhirnya Paul Hassan, seorang warga Prancis, membeli gedung itu untuk dijadikan museum. Kemudian, Hassan disarankan oleh warga Ausrralia bernama Graham James untuk menjadikan gedung itu restoran.

Cafe Batavia sendiri menjual banyak makanan lokal dan Belanda yang dihargai mulai dari Rp65 ribu per porsinya.

5. Tugu Kunstkring Paleis

Mengusung konsep fine dining, Tugu Kunstkring Paleis menempati sebuah gedung megah Bataviasche Kunstkring yang berdiri sejak 1914. Selain restoran, tempat ini juga merangkap sebagai galeri seni.

Dibuka sejak 2013, Tugu Kunstkring Paleis juga menawarkan pengalaman mempelajari ragam kuliner Indonesia dan Belanda. Salah satu atraksi paling populer di sini adalah menyajikan makanan Betawi dengan gaya Rijsttafel.

Restoran ini punya beberapa menu andalan seperti Kippen Batavia Tangkar atau sop ayam hingga Indonesiche Biefstuk van Mevrouw Sonya Lee, sate ayam Madura, bebek opor hingga kari ikan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top
Exit mobile version