Lumrah bagi orang tua untuk menganggap bahwa anak-anak adalah versi kecil dari diri mereka. Namun, Rossa menyadari bahwa pandangan ini adalah kesalahan.
Awalnya, Rossa merasa heran mengapa putranya, Rizky Langit Ramadhan, tidak tertarik dengan pelajaran di sekolah.
Padahal, Rossa sendiri mengaku sebagai seorang siswi yang rajin belajar di masa kecilnya. Dedikasinya yang tinggi di sekolah mengantarkannya untuk melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia.
Rizky Langit Ramadhan, anak Rossa. [Instagram]
“Kenapa Rizky tidak tertarik belajar, padahal dulu aku sangat senang belajar,” ungkap Rossa.
Pandangan Rossa mulai berubah setelah ia menerima masukan dari guru TK tempat putranya belajar. Rossa menyadari bahwa setiap anak memiliki bakat dan potensi yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, pendekatan dalam mendidik anak pun harus disesuaikan dengan karakter dan potensi mereka masing-masing. Membuat perbandingan antara anak dengan orang tua bisa menimbulkan masalah.
“Guru-gurunya, bahkan kepala sekolahnya, menyarankan agar aku nggak memperlakukan anak sebagai replika dari diri sendiri ketika masih kecil,” ujarnya.
“Mereka itu individu yang unik dengan bakat dan arah hidup yang berbeda,” tambah Rossa.
Rossa akhirnya menyadari bahwa anak memiliki jalan hidupnya sendiri menuju kebahagiaan. Membuat anak mengikuti keinginan orang tua merupakan suatu kesalahan.
Rossa.
“Aku menyadari bahwa anak-anak memiliki minat yang berbeda-beda. Makanya sekarang aku nggak lagi memaksakan kehendakku pada mereka,” ungkap Rossa.
Rossa yakin bahwa suatu saat nanti anak akan menyadari pentingnya mendapatkan nilai yang baik. Karena pada tahap tersebut, anak sudah paham konsekuensi dari tindakannya.
“Tugasku sebagai orangtua cuma memantau dan membimbing. Misalnya ujian tiba, keputusan ada pada mereka. Kalau hasilnya buruk, mereka yang akan merasa malu,” tutur Rossa.
