Me and Moms

Harleyava Princy Putri Ferry Maryadi Didekati Anak Pelawak, Ini Tips Hadapi Anak Pubertas

Interaksi Harleyava Princy anak aktor Ferry Maryadi dengan putra komedian Sule, Njan, lagi jadi sorotan. Mereka diduga tengah merajut kasih.

Hal ini jadi sorotan mengingat keduanya masih remaja. Ferry Maryadi bahkan masih belum mengizinkan putrinya itu berpacaran.

“Jujur saya tidak mengizinkan dia kalau pacaran, nanti ada waktunya di mana dia untuk bisa mengenal orang lebih jauh, lebih dekat,” kata Ferry.

Keluarga Ferry Maryadi dan Deswita Maharani [Instagram]

Ferry menambahkan usia Harleyava masih 17 tahun dan dirasa belum dewasa untuk mengambil keputusan tersebut.

“Bukan umur yang menetapkan atau menentukan tapi kematangan cara dia berpikir yang bisa mengambil keputusan,” ujarnya.

Tapi sebenarnya ada acara bijak untuk hadapi anak yang mulai masuk pubertas. Apa saja, berikut ulasannya.

1. Tetap Tenang

Panik adalah reaksi alami bagi orangtua saat mengetahui anak mereka mulai pacaran. Namun, usahakan untuk tidak marah, karena kemarahan hanya akan membuat anak tertutup tentang hubungan mereka. Untuk memastikan anak menjalani hubungan yang sehat, orangtua perlu menjadi tempat yang nyaman bagi anak untuk berbagi cerita.

2. Diskusikan Batasan

Jika Anda mengizinkan anak untuk berpacaran, penting untuk mendiskusikan batasan-batasan yang harus dipatuhi. Anak mungkin mengadopsi gaya pacaran modern yang mungkin tidak sejalan dengan nilai-nilai agama, keluarga, atau budaya. Buatlah daftar bersama tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta berikan informasi mengenai risiko seks bebas dan bagaimana menghindarinya.

3. Menyesuaikan dengan Gaya Pacaran Masa Kini

Teknologi telah mengubah cara anak-anak berpacaran. Jika dulu orangtua bisa mengenal pacar anak melalui surat, telepon rumah, atau kunjungan ke rumah, kini anak-anak bisa berpacaran secara intens melalui pesan singkat, foto, atau video call. Melarang pacaran secara langsung bisa berujung pada pacaran diam-diam. Oleh karena itu, orangtua perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan ini.

4. Samakan Persepsi

Definisi “pacaran” bagi orangtua mungkin berbeda dengan pemahaman anak. Menurut dr. Karen Gill, anak kelas 6 SD mungkin menganggap pacaran sebagai pergi ke kantin bersama saat istirahat. Anak SMP bisa berpacaran melalui pesan teks, telepon, dan hang out bersama teman. Sementara itu, anak SMA mungkin memandang pacaran sebagai hubungan yang lebih serius. Pastikan Anda dan anak memiliki pemahaman yang sama tentang apa itu pacaran sebelum membuat asumsi yang berlebihan.

5. Komunikasi Terbuka

Cari waktu yang tepat untuk bertanya kepada anak tentang hubungannya: siapa pacarnya, bagaimana sifatnya, dan kapan mereka mulai berpacaran. Jadilah pendengar yang baik, biarkan anak mengekspresikan perasaannya tanpa interupsi atau larangan. Berbagi cerita tentang pengalaman cinta pertama Anda bisa membantu menunjukkan bahwa perasaan tersebut adalah hal yang wajar. Jika anak belum siap bercerita, beri waktu dan cobalah lagi nanti.


6. Kenali Pacar Anak

Tidak ada salahnya meminta anak mengenalkan pacarnya kepada Anda. Menyapa saat pacarnya berkunjung atau mengundang mereka makan malam bisa membantu Anda mengenal lebih jauh karakter dan latar belakang pacar anak. Jika anak sudah cukup dewasa, diskusikan batasan berpacaran dan tekankan kepercayaan Anda pada tanggung jawab mereka.

7. Peringatkan tentang Bahaya

Ingatkan anak untuk memberi tahu Anda jika ada hal yang tidak wajar dalam hubungan mereka. Pastikan anak tahu bahwa Anda akan selalu mendukungnya, terutama jika pacarnya membuatnya merasa tidak nyaman atau terancam. Jelaskan bahwa dirinya berharga dan tidak perlu pengakuan dari orang lain, termasuk pacarnya. Jika Anda melihat tanda-tanda bahaya dalam hubungan mereka, tidak ada salahnya untuk bertindak.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top
Exit mobile version