Evakuasi Jenazah Pendaki Brazil, Agam Rinjani: Kondisi Nyata dengan Gambar Drone Berbeda
Gosip

Agam Rinjani, seorang tour operator di Taman Nasional Gunung Rinjani, menjadi sorotan setelah hadir dalam podcast "Close The Door" yang tayang Selasa, 1 Juli 2025.
Agam dikenal karena perannya dalam proses evakuasi jenazah Juliana Marins, warga Brazil yang meninggal saat mendaki Gunung Rinjani.
Dalam podcast tersebut, Agam mengaku tidak bertemu langsung dengan Juliana Marins karena saat kejadian ia sedang berada di Jakarta.
Baca Juga: Sabrina Chairunnisa Unboxing Sepatu Rp15 Juta Hadiah Baek Hyun Woo untuk Hong Hae In 'Queen of Tears'
Namun Agam tetap memantau proses evakuasi dari jauh. "Saya enggak ketemu, saya enggak kenal dia. Saya tahu kejadian, saya di Jakarta," ungkapnya.
Agam bahkan yakin, jika ia ada di lokasi, Juliana Marins mungkin bisa selamat.
Baca Juga: El Rumi Minta Izin Deddy Corbuzier Duel Tinju Lawan Azka
"Yakin saya, kalau saya di sana mungkin selamat. Tapi saya di Jakarta," imbuhnya.
Keyakinan Agam didasari pengamatannya terhadap lokasi awal jatuhnya korban.
"Karena aku lihat pagi-pagi, cuma 200 meter. Bisa lah itu satu tali turun," katanya.
Ketika tim di lapangan turun, Juliana Marins tidak ditemukan di lokasi yang diperlihatkan drone.
Setibanya di lokasi, Agam baru menyadari gambaran yang ditunjukkan drone sangat berbeda dengan kondisi aslinya.
"Jalannya miring. Di drone rata begini kan. Kupikir bisa lah jalan. Ternyata miring. Saya aja enggak berani lepas harness pengaman," beber Agam.
Dugaan Agam, Juliana Marins kemungkinan berusaha berpindah dari posisi awal, tetapi malah terperosok jatuh semakin dalam hingga 400 meter.
Ketika tim SAR menemukan lokasi korban, yakni 590 meter dari titik awal jatuh, Juliana Marins telah meninggal dunia.
Agam menduga Juliana meninggal karena jatuh dan terbentur bebatuan tebing.
"Saya lihat korban di sini (kepala kanan) retak, tangannya patah, kaki, pinggul patah. Terus darah semua di bawah. Bekas darah di batu-batu besar," pungkasnya.