Me and Moms

Bukan Makan Siang, Ini Saran Kemenkes Soal Cara Cegah Stunting Sejak Dini

Program makan siang gratis untuk anak sekolah tengah menjadi kontroversi.

Menjadi salah satu program utama pemerintahan Prabowo-Gibran, makan siang gartis untuk anak sekolah dimaksudkan sebagai upaya mencegah masalah stunting di Indonesia.

Ilustrasi makan (Pexels)

Stunting sendiri merupakan kondisi kekurangan gizi kronis pada anak usia balita (di bawah 5 tahun) yang menyebabkan gangguan pertumbuhan tinggi badan.

Artinya, anak stunting memiliki tinggi badan di bawah standar dibandingkan anak seusianya.

Menurut data Kementerian Kesehatan atau Kemenkes RI, angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi meski telah mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Indonesia pada 2022 adalah 21,6 persen.

Sementara itu, angka stunting di Indonesia pada 2021 adalah 24,4 persen.

Dari jumlah tersebut, masih perlu upaya besar untuk bisa mencapai target penurunan stunting di Indonesia pada 2024, yakni sebesar 14 persen.

Stunting sendiri dapat terjadi pada bayi sejak sebelum lahir.

Hal ini dapat dilihat dari prevalensi stunting berdasarkan kelompok usia hasil SSGI 2022, di mana terdapat 18,5 persen bayi dilahirkan dengan panjang badan kurang dari 48 cm.

Dari survei tersebut, dapat diketahui bahwa pemenuhan gizi ibu sejak hamil begitu penting. Maka dari itu, program makan siang gratis dipercaya tak bisa mengubah kondisi stunting yang sudah terjadi pada anak.

Ilustrasi anak makan. (Pexels)

Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Dikutip IndoPop dari laman Kemenkes, risiko terjadinya stunting meningkat sebesar 1,6 kali dari kelompok umur 6-11 bulan ke kelompok umur 12-23 bulan (13,7 persen ke 22,4 persen).

Hal ini menunjukkan kemungkinan ‘kegagalan’ dalam pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) sejak usia 6 bulan, baik dari segi kesesuaian umur, frekuensi, jumlah, tekstur, dan variasi makanan.

Padahal, masa ini sangat penting untuk memerhatikan dan menjamin kecukupan energi dan protein pada anak untuk mencegah terjadinya stunting.

Untuk itu, Kemenkes sangat menganjurkan konsumsi protein hewani dalam menu MPASI anak sejak usia mereka menginjak usia 6 bulan.

Beberapa protein hewani yang bisa dicampurkan dalam MPASI anak adalah daging ayam, ikan, daging sapi, dan telur.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top
Exit mobile version