Belajar dari Kasus Anak Vincent Rompies, Korban Bully Berpotensi Idap PTSD saat Dewasa
Kasus dugaan perundungan yang menjerat anak Vincent Rompies masih bergulir.
Presenter kondang itu telah muncul ke publik dan berharap keluarga korban bersedia berdamai.
Vincent Rompies (Instagram)
Terlepas dari kisruh masalah tersebut, korban bully atau perundungan rupanya berpotensi mengidap PTSD.
PTSD sendiri merupakan istilah dari kepanjangan Post Traumatic Stress Disorder atau gangguan stres pascatrauma.
Sementara itu melansir Verywell Family, sebuah penelitian menyebut bahwa perundungan yang dialami masa anak-anak bisa menyisakan trauma.
Saking traumatisnya, perundungan di masa anak-anak bisa memiliki efek hingga korban tumbuh dewasa.
Korban bully di masa anak-anak cenderung meragukan diri sendiri saat dewasa dan sulit untuk bisa percaya orang lain.
Korban bully juga cenderung tidak memiliki persahabatan berkualitas di usia dewasa.
Pakar Hubungan Tiffiny J.Fambro dalam tulisannya di LinkedIn menyebut bully merupakan bentuk pelecehan.
Ia juga menulis bagaimana bully adalah intimidasi dan penyerangan yang biasanya dilakukan dari satu anak ke anak lainnya.
Anak Vincent Rompies cs [Instagram]
Menjadi korban bully di masa kecil juga bisa membuat korban ingin bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
Kondisi trauma hingga dewasa itu bisa disebut dengan wounded adults atau orang dewasa yang terluka dan berpotensi mengalami PTSD hingga dewasa.
PTSD adalah gangguan psikologis terkait pengalaman traumatis seperti perang, bencana alam, kekerasan seksual, cedera serius, atau pelecehan.
Gejala PTSD meliputi kesedihan, ketakutan, kecemasan, pikiran negatif yang intens, dan perilaku bunuh diri.
Penderita PTSD karena dibully di sekolah saat kecil bisa mengalami kesulitan pergi ke sekolah karena suasana sekolah mengingatkan pada pengalaman traumatis masa kecil.
