Pangsit Goreng Lek Gino sempat menjadi primadona bagi pencinta kuliner sekitar 5 tahun lalu. Bagaimana nasib warung yang dikelola mantan koki hotel berbintang tersebut?
Gino, atau yang akrab disapa Lek Gino, sempat mengantar warung sederhananya menuju kesuksesan. Pria berusia lebih dari 90 tahun itu sukses usai menu pangsit gorengnya viral.
View this post on Instagram
Buka sejak 1993, warung pangsit goreng ini viral ketika pandemi COVID-19.
“Viral itu awalnya ada tetangga yang suka sama pangsit goreng. Terus katanya dia kirim pangsit gorengnya ke YouTuber. Nggak lama datanglah itu YouTuber terus orang-orang jadi mulai antre,” tutur Gino.
Pada 2020 dalam sehari Gino dapat mengolah adonan tepung terigu hingga 2 bal atau setara dengan 50 kilogram.
Dijual dengan harga Rp20 ribuan, dulu Gino bisa meraup omzet sebesar Rp15 juta per hari.
Saking membeludaknya pesanan, Gino bahkan sampai mempekerjakan banyak orang karena kewalahan.
Namun kini, minat terhadap pangsit gorengnya cukup menurun dan sempat terpuruk.
Masih punya peminat, sekarang Gino menghabiskan paling banyak hanya 25 kilogram tepung terigu yang akan habis dalam sehari.
Lek Gino mengungkap bahwa warungnya sempat sepi ketika dipegang anaknya.
“Setelah viral itu sempat sepi gara-gara dipegang sama anak saya. Orang-orang nggak mau lagi. Setelah saya yang pedagang (kelola) lagi akhirnya mulai banyak lagi yang membeli,” kata Gino.
Omzetnya pun turun jauh dari ketika pangsitnya masih viral. Penghasilannya bahkan tak ada setengah ketika.
Saat ini, Pangsit Lek Gino masih tetap diminati penggemar. Hanya saja, pelanggan sudah beralih ke pesanan online alih-alih mengantre di warungnya.
Selain pangsit goreng, warung masakan Chinese ini juga menjual kwetiaw, bihun, nasi goreng, dan juga fuyunghai.
Menu-menu di warung Pangsit Goreng Lek Gino ini bisa dinikmati dengan merogoh kocek Rp30 ribuan saja.