Asal-usul Topeng Balaclava Simbol Band Sukatani, Sudah Ada Sejak 1854
Gosip

Topeng balaclava mendapatkan namanya dari Pertempuran Balaclava pada tahun 1854, yang terjadi selama Perang Krimea antara Kekaisaran Rusia melawan aliansi Inggris, Prancis, dan Kesultanan Utsmaniyah.
Saat itu, tentara Inggris menghadapi cuaca dingin ekstrem di semenanjung Krimea (sekarang Ukraina). Untuk melindungi wajah dan kepala mereka, para tentara mengenakan penutup kepala rajut berbentuk topeng, yang kemudian dikenal sebagai balaclava.
Setelah Perang Krimea, balaclava terus digunakan dalam dunia militer, terutama di negara-negara dengan iklim dingin.
Baca Juga: 3 Aktor ini Dianggap Tertawakan Sandra Dewi perihal Kasus Korupsi Timah
Pasukan militer dari berbagai negara, termasuk Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, mengadopsi balaclava sebagai bagian dari perlengkapan standar mereka, terutama bagi tentara yang bertugas di wilayah bersalju atau dalam operasi khusus yang memerlukan penyamaran.
Sukatani Band
Pada abad ke-20, topeng balaclava mulai dipakai di luar militer, terutama di dunia olahraga. Atlet ski, pembalap motor, dan pendaki gunung menggunakan balaclava untuk melindungi diri dari suhu dingin dan angin kencang.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Sarapan di Jakarta Pusat yang Legendaris, Cocok Buat yang Mengurangi Nasi
Beberapa ajang olahraga seperti Formula 1 dan MotoGP bahkan mewajibkan penggunaan balaclava tahan api di bawah helm balap untuk alasan keamanan.
Penggunaan dalam Kriminalitas dan Aktivisme
Karena dapat menyembunyikan identitas, balaclava sering dikaitkan dengan tindakan kriminal, seperti perampokan dan kejahatan terorganisir. Polisi dan unit anti-huru-hara juga menggunakannya untuk melindungi identitas saat bertugas.
Di sisi lain, beberapa kelompok aktivis menggunakan topeng balaclava sebagai simbol perlawanan, seperti Zapatista di Meksiko dan kelompok Anonymous yang terkenal dengan topeng Guy Fawkes.
Aksi Band Sukatani di atas panggung. [Instagram]
Balaclava dalam Mode dan Budaya Populer
Seiring waktu, topeng balaclava juga masuk ke dunia fashion. Desainer seperti Gucci, Balenciaga, dan Vetements telah memasukkan balaclava dalam koleksi mereka, mengubahnya dari perlengkapan utilitarian menjadi aksesori bergaya.
Di media populer, balaclava sering muncul dalam film aksi, video game, dan musik, terutama dalam genre rap dan hip-hop, yang sering mengaitkan topeng ini dengan citra "bad boy" dan rebel.
Balaclava juga menjadi simbol grup band punk Sukatani. Band asal Purbalingga, Jawa Tengah ini baru saja diberedel gegara lagu Bayar Bayar Bayar yang menyindir kebobrokan oknum di instansi kepolisian.