Me and Moms

Anak Siti KDI Dibully di Sekolah, Bagaimana Orangtua Harusnya Bersikap?

Sekolah kerap kali jadi tempat perundungan atau praktik bullying. Anak Siti KDI misalnya yang pernah jadi korban ketika masih tinggal di Istanbul, Turki.

Putri semata wayang Siti KDI, Elif Kayla Perk, mengadu pada ibunya itu kalau dia sering dibully di sekolah.

Saking tak kuat lagi, Elif sampai minta pindah sekolah.

“Selama Elif tinggal di Istanbul, selalu mengeluh. Dia bilang ‘aku selalu di bully di sekolah,” kata Siti KDI beberapa waktu lalu.

Menurut Siti KDI, Elif tak pernah membalas ketika dibully oleh teman-temannya. DIa menduga karena sang putri punya karakter lembut, tak seperti anak-anak asli Turki yang lain.

“Mungkin beda ya, karakter anak dari Turki dan anak di Indonesia. Jadi Elif itu kan setengah Indonesia setengah Turki. Jadi, Elif tuh lebih lembut,” kata Siti KDI.

Lantas, bagaimana harusnya orangtua bersikap ketika anaknya dibully?

Dilansir dari laman Halodoc, berikut adalah tips bagi Moms jika anak jadi korban perundungan.

1. Mengenali Tanda-Tanda Bullying

Tidak semua anak akan memberitahukan kepada orang tua mereka jika mengalami perlakuan tidak menyenangkan di sekolah. Banyak anak cenderung menyimpan hal ini sebagai rahasia.

Ini berarti orang tua harus jeli dalam mengenali tanda-tanda bahwa anak mungkin mengalami bullying, seperti terlihat murung atau sangat ketakutan ketika harus pergi ke sekolah, seperti dilaporkan oleh KidsHealth.

Jika anak benar-benar mengalami bullying, dengan lembut mintalah ia untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Orang tua kemudian bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi situasi ini, namun hindari mendorong anak untuk membalas pelaku bullying.

2. Menghubungi Pihak Sekolah

Setelah mengetahui bahwa anak menjadi korban bullying, segera diskusikan masalah ini dengan pihak sekolah, seperti guru atau kepala sekolah, untuk mencari solusinya bersama. Jaga agar emosi tetap terkendali dan fokus pada tujuan untuk memastikan keamanan anak.

Sering kali, kasus bullying tidak terdeteksi oleh pihak sekolah karena anak-anak yang melakukan bullying biasanya melakukannya ketika tidak ada guru yang mengawasi, seperti saat jam istirahat atau setelah pulang sekolah.

3. Memantau Kondisi Anak

Jangan menyerah ketika anak merengek tidak ingin pergi ke sekolah karena menjadi korban bullying. Sebaliknya, terus dukung anak untuk tetap pergi ke sekolah, namun pastikan untuk terus memantau kondisinya dengan bertanya aktif seperti, “Bagaimana harimu?”, “Apakah anak itu masih melakukan bullying?”, “Apa yang kamu lakukan saat mereka melakukan itu?”, dan sebagainya.

4. Mengarahkan Anak Menghadapi Pelaku Bullying

Ajarkan anak bagaimana bersikap di depan pelaku bullying. Anak harus diberi tahu untuk tidak merasa malu, rendah diri, atau takut saat berhadapan dengan pelaku bullying. Sebaliknya, mereka harus berani berkata kepada pelaku, “Berhenti mengejekku,” “Diam,” dan “Hentikan.”

Menurut BullyingUK, penting bagi orang tua untuk meyakinkan anak bahwa bullying bukanlah kesalahan mereka. Mengalami bullying bukan berarti anak lemah, dan pelaku tidak selalu lebih kuat atau dominan. Oleh karena itu, penting untuk membuat anak tetap percaya diri.

5. Mempertimbangkan Pindah Sekolah

Jika bullying terus berlanjut dan kondisi anak semakin memburuk, orang tua bisa mempertimbangkan untuk mencari solusi lain, seperti memindahkan anak ke sekolah baru atau mengubah konsep belajarnya menjadi homeschooling untuk sementara waktu.

Pada intinya, jangan pernah menganggap remeh bullying pada anak. Hal ini bisa menyebabkan trauma yang dapat terbawa hingga mereka dewasa dan memengaruhi kehidupan mereka di masa depan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top
Indopop.id Dapatkan Gosip Ekslusif Paling Update dan Terkini Selebriti Indonesia
Dismiss
Allow Notifications