Nikita Mirzani baru saja menerima hasil visum putrinya, Lolly. Visum ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari laporan Nikita mengenai dugaan persetubuhan dan aborsi yang melibatkan kekasih Lolly, Vadel Badjideh.
Fahmi Bachmid, kuasa hukum Nikita Mirzani, menyampaikan bahwa kliennya sangat marah dan geram setelah menerima hasil visum tersebut. Sebagai seorang ibu, Nikita merasa sangat terluka dengan apa yang dialami anaknya yang masih berusia 17 tahun.
“Kalau Anda bertemu Nikita sekarang, bisa melihat langsung dari sorot matanya dan kata-katanya betapa marahnya dia. Seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya pasti akan bereaksi seperti ini,” ujar Fahmi Bachmid, Senin (30/9).
Namun, Fahmi belum mau mengungkapkan secara rinci hasil visum yang diperoleh. Dia juga tidak memberikan konfirmasi apakah benar Lolly pernah hamil dan menjalani aborsi.
Pastinya kata dia, hasil visum itu sangat mengejutkan dan mengibaratkannya sebagai “bom yang siap meledak.”
“Visum dilakukan dengan sangat maksimal, dan hasilnya luar biasa,” ujar Fahmi.
Nikita sendiri telah lama mencurigai adanya tindakan kejahatan yang dilakukan oleh Vadel Badjideh terhadap Lolly, yang saat itu masih berstatus di bawah umur. Hal inilah yang membuatnya melaporkan Vadel ke pihak berwajib.
“Ini bukan soal hubungan asmara biasa, tapi tindak pidana serius terhadap anak di bawah umur. Ancaman hukumannya bisa sampai 15 tahun penjara,” kata Fahmi dengan tegas.
Fahmi juga menambahkan bahwa tindakan Vadel terhadap Lolly telah memicu kemarahan besar dari Nikita.
“Nikita sangat marah karena tahu apa yang telah dilakukan terhadap anak yang sangat dicintainya.”
Vadel Badjideh kini menjadi terlapor dalam kasus persetubuhan dan aborsi terhadap anak di bawah umur, yang dilaporkan oleh Nikita. Hingga saat ini, polisi telah memeriksa 13 saksi terkait laporan tersebut, dan visum terhadap Lolly menjadi langkah penting untuk memperkuat tuduhan.
Publik kini menunggu kelanjutan kasus ini dengan penuh perhatian, sementara Nikita Mirzani bersiap menghadapi dampak besar yang akan muncul setelah “bom” tersebut meledak.
