Film horor terbaru Sumala, produksi Hitmaker Studios, siap menghantui penonton mulai 26 September mendatang. Tidak hanya tayang di Indonesia, film yang dibintangi Luna Maya dan Darius Sinathrya ini juga akan dirilis di delapan negara lain, termasuk Australia, New Zealand, Malaysia, Thailand, Singapura, Kamboja, dan Brunei Darussalam.
Ini merupakan langkah besar bagi film Indonesia, terutama dengan menjadi film Indonesia pertama yang tayang di bioskop Australia dan New Zealand. Menariknya ini juga debut Luna Maya duduk sebagai produser eksekutif.
“Kalau di Australia, New Zealand, kalau nggak salah satu bulan setelah tayang di Indonesia,” kata Rocky Soraya, produser Hitmaker Studios di Jakarta baru-baru ini.
“Kalau Malaysia, Singapura, dan lainnya, satu sampai dua minggu setelah tayang di Indonesia,” ungkapnya lagi.
Film Sumala berkisah tentang pasangan suami istri, Sudjiman (Darius Sinathrya) dan Lastri (Luna Maya), yang hidup di Semarang pada era 1950-an.
Keduanya lama mengharapkan anak, hingga Lastri terpaksa membuat perjanjian terlarang dengan iblis untuk mendapatkan keturunan. Namun, perjanjian tersebut membawa malapetaka bagi keluarga mereka dan seluruh warga desa.
Yang membuat film ini istimewa adalah keterlibatan Luna Maya tidak hanya sebagai aktris, tetapi juga sebagai produser eksekutif. Ini menjadi debut Luna di dunia produksi film, langkah yang dia anggap sebagai bentuk peningkatan kariernya di industri perfilman.
“Ini pengalaman baru buat saya, dan rasanya tegang menunggu bagaimana hasilnya nanti di bioskop,” ungkap Luna Maya.
Dengan berbagai elemen menarik dan jangkauan internasionalnya, Sumala diharapkan menjadi salah satu film horor Indonesia yang sukses di kancah global.
