Polres Metro Jakarta Selatan memberikan kabar terbaru mengenai keadaan Laura Meizani, atau yang lebih dikenal sebagai Lolly, putri Nikita Mirzani. Hingga Jumat (27/9), Lolly masih menjalani perawatan di sebuah tempat yang disebut Rumah Aman.
Di sana, Lolly menjalani terapi intensif bersama seorang psikolog untuk membantu pemulihan kondisi mental dan fisiknya.
Dalam proses pemulihan ini, Lolly belum diizinkan bertemu dengan siapa pun, termasuk keluarganya.
“Belum ada pihak yang boleh menemuinya, termasuk anggota keluarga,” kata AKP Nurma Dewi, Plh. Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan.
Belum ada kepastian kapan Lolly bisa bertemu dengan keluarga. Semua keputusan terkait ini akan dikoordinasikan oleh penyidik bersama pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Edwin, kakak Nikita Mirzani, yang datang ke Mapolres Metro Jakarta Selatan untuk meminta izin bertemu dengan keponakannya, juga belum diizinkan bertemu Lolly.
Meski begitu, Edwin menghormati keputusan polisi dan mendukung langkah-langkah pemulihan yang tengah dilakukan.
“Insya Allah, setelah proses ini selesai, pengaruh-pengaruh dari luar sudah tidak ada lagi, dan dia bisa lebih netral,” ujar Edwin dengan harapan.
Meskipun belum dapat bertemu secara langsung, Edwin merasa sedikit lega setelah mendengar bahwa kondisi keponakannya mulai membaik selama menjalani terapi.
Kasus yang menimpa Lolly ini terkait dengan dugaan tindak asusila dan pemaksaan aborsi oleh Vadel Badjideh.
Dugaan ini pertama kali dilaporkan oleh Nikita Mirzani, ibunda Lolly, ke Polres Metro Jakarta Selatan pada 12 September 2024. Dalam laporannya, Nikita menuduh Vadel telah melakukan pelecehan terhadap Lolly, yang masih berusia di bawah umur, serta memaksanya melakukan aborsi.
Penyidik telah memanggil Vadel untuk pemeriksaan yang awalnya dijadwalkan pada Jumat (27/9). Namun, karena alasan kesehatan, kuasa hukum Vadel, Razman Arif Nasution, meminta agar pemeriksaan tersebut ditunda.
Permohonan penundaan disampaikan pada Kamis malam (26/9), dan penyidik menyetujui untuk menunda jadwal pemeriksaan hingga 4 Oktober 2024.
