Solois IU berbagi keresahanannya mengenai mimpi orang-orang di zaman sekarang yang tampaknya telah terbatasi.
Hal itulah yang salah satunya membuat musisi Kpop papan atas itu menciptakan lagu Shopper dalam album The Winning.
Lihat postingan ini di Instagram
Lewat kesempatan itu, IU juga berbagi pendapat dan pemikiran soal mimpi. Artis bernama asli Lee Ji Eun itu berbicara soal bagaimana anak-anak cenderung membatasi mimpi mereka.
Mereka membatasi tujuan atau profesi apa yang ingin mereka lakukan karena alasn praktis.
Dulu, mimpi itu beragam. Berbicara tentang mimpi masa depan, banyak sekali profesi yang disebutkan,” ujarnya dalam wawancara yang dirilis pada Senin (19/02/2024) lalu.
“Saat ini, hanya ada beberapa profesi; selebriti, YouTuber, atau pekerja kantoran yang dapat menerima gaji yang sangat stabil,” lanjut sang artis.
IU Soal Mimpi [Instagram]
Mimpi-mimpi tersebut tentu tak ada yang salah. Namun IU mengingat kembali masa kecilnya di mana ia punya banyak sekali karier impian.
“Tentu saja, itu adalah profesi yang bagus tapi dalam kasusku, ketika aku masih muda, impianku hampir berubah setiap hari,” terangnya.
“Suatu hari aku ingin menjadi seorang desainer, diplomat, pengacara, atau penyanyi. Impianku berubah setiap hari, saya pikir saya bisa melakukan semuanya,” papar bintang drama Hotel Del Luna itu.
Sang idola mengaku terkejut mengetahui anak-anak sekarang mempertimbangkan dan mengutamakan hal-hal bersifat praktis saat menentukan mimpi mereka.
IU Soal Mimpi [Instagram]
“Sangat mengejutkan bagi saya bahwa anak-anak mengutamakan hal-hal praktis ketika menyangkut mimpi mereka,” ujarnya.
“Saat Anda masih kecil, Anda memiliki hak istimewa untuk memiliki mimpi yang tidak masuk akal,” lanjut IU.
Ia kemudian juga menyoroti bahwa anak-anak sat ini juga terlalu realistis dalam menentukan mimpinya. Padahal hal tersebut akan sangat membatasi pemikiran mereka.
“Apa yang membuat anak-anak begitu realistis? Ketika mereka ingin memiliki mimpi ini, mereka mengatakan jawaban yang lebih realistis ketika berbicara dengan lantang,” protes sang artis.
“Mengapa fenomena ini terjadi? Bukan hanya pada anak-anak, keadaan menjadi lebih buruk pada orang dewasa juga,” pungkasnya.
